I.
KEGIATAN REMEDIAL
A. HAKIKAT, TUJUAN, DAN FUNGSI KEGIATAN REMEDIAL
1. Hakikat Kegiatan Remedial
Dalam Random House Webster’s College
Dictionary (1991), Remedial diartikan sebagai intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah
kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam
suatu bidang tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran,
kegiatan remedial dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan
untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Dari pengertian
tersebut diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan
remedial apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa
yang mengalam kesulitan dalam memahami materi pelajaran atau dalam menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan.
Her (ujian ulang) dapat dianggap sebagai
remedial, apabila sebelum her diberikan, guru melaksankan kegiatan pembelajran
yang membantu siswa memahami materi pelajaran yang belum dikuasainya sehingga
siswa menguasai kompetensi yang diharapkan. Tetapi, apabila guru langsung
memberikan ujian ulang tanpa melakukan pembelajaran tambahan yang membantu
siswa mengatasi kesulitan yang dihadapinya maka pelaksanaan her tersebut
tidaklah termasuk kegiatan remedial.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.
2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial
Secara umum, tujuan kegiatan remedial
adalah sama dengan pembelajran biasa, yaitu membantu siswa mencapai kompetensi
atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Secara khusus, kegiatan remedial bertujuan untuk membantu siswa yang
belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
Sebagai salah satu upaya membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar, kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi
yang penting bagi keseluruhan proses pembelajaran. Warkitri, dkk. (1991)
menyebutkan enam fungsi remedial dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Keenam
fungsi kegiatan remedial tersebut adalah fungsi korektif, pemahaman,
penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan terapeutik.
1) Fungsi
Korektif
Memperbaiki cara mengajar dan cara
belajar. Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif bagi kegiatan pembelajaran
karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara mengajarnya dan siswa
memperbaiki cara belajarnya. Misalnya, guru mengetahui bahwa yang menyebabkan
siswa belum menguasai materi pelajaran adalah karena kurangnya kesempatan untuk
berlatih maka guru harus memperbaiki kegiatan pembelajarannya dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Atau apabila siswa tidak menguasai
materi karena penjelasan guru terlalu abstrak maka guru harus menggunakan
berbagai metode dan media yang mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep yang
dibahas.
2) Fungsi
Pemahaman
Kegiatan remedial mempunyai fungsi
pemahaman karena dalam kegiatan remedial akan terjadi proses pemahaman baik
pada diri guru maupun diri siswa. Bagi guru, untuk melaksanakan kegiatan
remedial, guru terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kekurangan kegiatan
pembelajaran yanng dilaksanakannya, serta mengevaluasi kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakannya. Berdasarkan hasil pemahaman ini, guru memperbaiki
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakannya.
Dengan kegiatan remedial siswa akan
lebih memahami kelabihan dan kelemahan cara belajarnya. Sebelum kegiatan
remedial, guru mengajak siswa mengevaluasi kegiatan belajarnya. Apakah mereka
memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
sungguh-sungguh? Dengan pemahaman ini siswa diharapkan akan memperbaiki sikap
dan cara belajarnya sehingga dapat menjadi lebih baik.
3) Fungsi
Penyesuaian
Kegiatan remedial memiliki fungsi
penyesuaian karena pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan
dan karakteristik individu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Karena semua aspek kegiatan remedial
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik individu siswa, proses pembelajaran tidak akan menjadi beban
bagi siswa melainkan siswa akan termotivasi belajar dengan giat.
4) Fungsi
Pengayaan
Kegiatan remedial mempunyai fungsi
pengayaan bagi proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru
memanfaatkan sumber belajar. Dalam kegiatan remedial guru dapat meminta siswa
untuk membaca buku lain yanng ada kaitannya dengan materi yang belum dipahami.
Guru juga menerapkan metode mengajar dan alat bantu yang bervariasi. Misalnya,
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi, guru dapat
meminta siswa untuk diskusi atau kerja kelompok atau mungkin dengan menggunakan
alat peraga yang bervariasi. Kegiatan tersebut merupakan pengayaan dalam proses
pembelajaran.
5) Fungsi
Akselerasi
Kegiatan remedial memiliki fungsi
akselerasi terhadap proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru
dapat mempercepat penguasan siswa terhadap materi pelajaran dengan menambah
waktu dan frekuensi pembelajaran. Tanpa remedial siswa yang mengalami kesulitan
dalam pemahaman akan tertinggal oleh temannya yang telah menguasai materi
pelajaran.
6) Fungsi
Terapeutik
Kegiatan remedial
mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan remedial guru dapat
membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek sosial-pribadi.
Biasanya siswa yang merasa dirinya kurang berhasil dalam belajar sering merasa
rendah diri atau terisolasi dalam pergaulan dengan teman-temannya. Dengan
membantu mencapai prestasi belajar yang lebih baik melalui kegiatan remedial
berarti guru telah membantu siswa meningkatkan rasa percaya diri.
Itulah 6 fungsi kegiatan remedial dalam
proses pembelajaran. Dari uraian di atas jelaslah bahwa kegiatan remedial
memiliki fungsi penting dalam membantu pengembangan kemampuan siswa secara
optimal.
3. Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran
Biasa
Secara sepintas kegiatan remedial tidak
jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih dan mengorganisasikan materi
pelajaran, dll. Tetapi kalau kita kaji lebih dalam, kedua bentuk pembelajran
tersebut berbeda. Perbedaan kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa.
Komponen
Pembelajaran
|
Pembelajaran
Biasa
|
Kegiatan
Remedial
|
TUJUAN
|
Berlaku bagi semua siswa (klasikal)
|
Bersifat individu
|
MATERI
|
Sama untuk semua siswa
|
Sesuai dengan kesulitan siswa
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
1. Diikuti semua siswa
2. Metode dan media bersifat klasikal
|
1. Diikuti oleh siswa yang bermasalah
2. Metode dan media bersifat
individual atau kelompok.
|
EVALUASI
|
Sama untuk semua siswa
|
Bersifat individual atau kelompok.
|
Agar menjadi lebih jelas, marilah kita
kaji perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa dengan menganalisis
komponen-komponen suatu pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah:
1) Tujuan
Pembelajaran
Rumusan tujuan bersifat individual.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran yang dirumuskan
guru berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat klasikal. Sementara itu, dalam
kegiatan remedial tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat individual,
tergantung pada kesulitan siswa. Tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa
A mungkin berbeda dari tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa B,
tergantung pada kompetensi atau tujuan pembelajaran yang belum dikuasai.
2) Materi
Pembelajaran
Materi sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi. Materi pelajaran dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi yang dibahas dalam remedial akan
berbeda antara materi untuk siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, sesuai
dengan kesulitan yang dihadapinya.
3) Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan
remedial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran
biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan siswa semua
sama. Sementara itu, dalam kegiatan remedial, pembelajaran hanya diikuti oleh
siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu. Kegiatan remedial ini
dapat dilakukan secara individu atau kelompok sesuai dengan kesulitan dan
karakteristik siswa yang mengikuti kegiatan remedial.
4) Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan
kelompok. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembelajaran yang dilaksanakan. Alat evaluasi yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran biasanya bersifat klasikal sedangkan dalam kegiatan remedial alat
evaluasiya bersifat individual atau kelompok.
Dari uraian tersebut dapat disimpulan
bahwa pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal, sedangkan kegiatan
remedial menerapkan pendekatan individual atau kelompok.
B. PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMEDIAL
Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga
pendekatan dalam kegiatan remedial. Ketiga pendekatan tersebut adalah
pendekatan yang bersifat preventif, kuratif, dan pengembangan. Berikut
ini akan dibahas ketiga pendekatan tersebut.
1. Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Kegiatan remedial dipandang bersifat
preventif apabila kegiatan remedial dilaksanakan untuk membantu siswa yang
diduga akan mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat preventif dilaksankan sebelum
kegiatan pembelajaran biasa dilaksankan.
Guru yang sudah berpengalaman, dari
keakrabannya dengan siswa, telah mengetahui kelemahan siswanya. Dari beberapa
kegiatan guru mengetahui bahwa siswa A mempunyai kelemahan dalam mengerjakan
soal-soal matematika sehingga guru memberi kesempatan untuk berlatihh lebih
banyak lagi. Bagi yang belum banyak pengalaman, anda dapat menggunakan jenis
alat evaluasi pretest.
![]() |
Gambar:
Pendekatan Preventif
Pretest adalah salah satu jenis alat evaluasi yang digunakan
guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Berdasarkan hasil pre-test guru dapat mengelompokkan siswa
menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok yang mampu menguasai kompetensi yang
telah ditetapkan lebih cepat, kelompok yang sesuai dengan waktu yang
ditetapkan, dan yang tidak akan mampu menguasai kompetensi sesuai waktu yang
ditetapkan. Kegiatan remedial yang diberikan kepada siswa yang tidak mampu
menguasai kompetensi dengan waktu yang disediakan disebut remedial bersifat preventif.
2. Pendekatan Yang Bersifat Kuratif
Kegiatan remedial dipandang bersifat
kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remedial ditujukan untuk membantu
mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan remedial
yang bersifat kuratif dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi pada
kegiatan pembelajaran biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria
keberhasilan atau kompetensi minimal yang telah ditetapkan.
![]() |
3. Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan
Kegiatan remedial dipandang bersifat
pengembangan apabila kegiatan remedial dilaksanakan selama berlangsungnya
kegiatan pemebelajaran biasa. Melalui kegiatan remedial yang bersifat
pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai
kompetensi yang ditetapkan secara bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan
yang dihadapinya.
C. JENIS-JENIS KEGIATAN REMEDIAL
Berikut ini beberapa bentuk kegiatan
remedial yang dapat dilaksanakan guru (Suke, 1991):
1. Mengajarkan
Kembali
Melalui bentuk kegiatan ini, guru
menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau dikuasai siswa. Saat
menjelaskan materi tersebut, guru harus berorientasi pada kesulitan yang
dihadapi siswa.
2. Menggunakan
Alat Peraga
Untuk memudahkan siswa dalam memahami
materi pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan alat peraga dan memberi
kesempatan siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut.
3. Kegiatan
Kelompok
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat
digunakan guru untuk membantu siswa mengalami kesulitan dalam menguasai
kompetensi yang dituntut. Yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan kerja
kelompok dalam kegiatan remedial ialah dalam menentukan anggota keompok.
4. Tutorial
Kegiatan tutorial ialah guru meminta
bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk membantu siswa menghadapi kesulitan
dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga meminta
siswa dari kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya.
5. Sumber
Belajar Yang Relevan
Selain dengan mengajarkan kembali,
kegiatan kelompok dan tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain
dalam membantu siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Guru meminta
siswa untuk mengunjungi saatu instansi tertentu yang berkaitan dengan materi
yang belum dikuasainya.
D. PRINSIP PELAKSANAAN REMEDIAL
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
kegiatan remedial (Suke, 1991) :
1. Guru
harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial sesuai dengan pemahaman
siswa tentang materi pembelajaran.
2. Bantuan
yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Tugas
atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan remedial jangan terlalu banyak.
3. Dalam
menentukan kegiatan remedial guru hendaknya mempertimbangkan jenis kesulitan
yang dihadapi siswa serta faktor
penyebab kesulitan tersebut.
4. Melalui
kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa akan mampu menguasai
kompetensi yang belum dikuasainya, tetapi juga timbulnya motivasi pada diri
siswa untuk belajar lebih giat dan lebih tekun sehingga untuk menguasai
kompetensi berikutnya siswa diharapkan tidak akan mengalami kesulitan.
E. PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN
Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam
memilih bentuk kegiatan dan metode yang akan diterapkan dalam kegiatan remedial
guru perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Memanfaatkan
latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya tangkap lemah.
2. Menekankan
pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dengan memperhatikan kekuatan yang
dimiliki siswa diharapkan siswa akan dapat lebih cepat mengatasi kesulitan yang
dihadapinya. Dalam hal ini, guru hendaknya lebih mengenal gaya belajar setiap
siswa.
3. Memanfaatkan
penggunaan media yang multi-sensori.
4. Memanfaatkan
permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang memiliki
motivasi untuk belajar.
F. PROSEDUR KEGIATAN REMEDIAL
Langkah-langkah kegiatan remedial :
1. Analisis
Hasil Diagnosa
Melalui kegiatan diagnosa, guru akan
mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan. Untuk keperluan kegiatan
remedial, tentu yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya kriteria
keberhasilan belajar.
2. Menemukan
Penyebab Kesulitan
Sebelum kita mulai merancang kegiatan
remedial, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengapa siswa mengalami
kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi
pelajaran. Faktor penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi oleh guru karena
gejala kesulitan yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh
sebab yang berbeda.
3. Menyusun
rencana Kegiatan Remedial
Setelah kita mengetahui siswa yang perlu
mendapatkan kegiatan remedial dan kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai
setiap siswa serta faktor penyebab kesulitan. Selanjutnya kita menyusun rencana
pembelajaran sebagai berikut :
a. Merumuskan
kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b. Menentukan
materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi
c. Memilih
dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan faktor penyebab
kesulitan serta karakteristik siswa.
d. Merencanakan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial
e. Menentukan
jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa.
4. Melaksanakan
Kegiatan Remedial
Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan
di luar jam belajar biasa. Oleh karena itu, dituntut kerelaan dari guru untuk
menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang
memerlukan.
5. Menilai
Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya
kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian.
Guru harus menganalisis setiap komponen-komponen, dengan mengajukan pertanyaan
sebagai berikut :
Kompetensi atau Tujuan : Apakah
kompetensi yang dirumuskan terlalu tinggi atau terlalu rendah bagi siswa
Materi : Apakah materi terlalu sulit bagi siswa?
Kegiatan : Apakah Kegiatan remedial yang diterapkan sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan siswa?
Waktu : Apakah waktu yang disediakan cukup atau kurang?
Penilaian : Apakah alat peneilaian yang digunakan sesuai
dengan kompetensi yang telah ditetapkan?
Itulah langkah-langkah yang harus
ditempuh guru dalam melaksanakan kegiatan remedial.
2. KEGIATAN PENGAYAAN
A. HAKIKAT KEGIATAN PENGAYAAN
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang
diberikan kepada siswa kelompok cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang
dimilikinya sehingga mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan
keterampilan yang lebih baik.
Kegiatan pengayaan ini berkenan dengan
kegiatan pendalam materi pelajaran yang sedang dipelajari, bukan pembahasan
materi pelajaran baru.
Tujuan kegiatan pengayaan adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi
pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga
tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
B. JENIS KEGIATAN PENGAYAAN
Dalam merancang dan melaksanakan
kegiatan pengayaan, guru menerapkan pendekatan individual. Menurut Guskey
(1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar mandiri. Kegiatan
pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Yang
penting, kegiatan pengayaan hendaklah merupakan kegiatan yang menyenangkan dan
merangsang kreatifitas siswa. Kegiatan yang dapat dirancang dan
dilaksanakan guru :
1. Tutor
Sebaya
Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman
siswa terhadap suatu konsep akan meningkat karena di samping mereka harus
menguasai konsep atau ide yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik
untuk menjelaskan konsep atau ide tersebut. Untuk dapat berperan sebagai tutor
yang baik, siswa harus mampu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh
temannya, mampu memandang suatu konsep atau ide dari berbagai sudut pandang.
Melalui tutor sebaya, siswa kelompok cepat dapat meningkatkan pemahamannya
terhadap materi pelajaran di samping mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.
2. Mengembangkan
Latihan
Siswa yang cepat dalam belajar dapat
diminta untuk membuat soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh teman-temannya.
Soal-soal yang dikembangkan tersebut harus disertai dengan kunci jawaban.
Memberikan kesempatan untuk terlibat
dalam suatu proyek. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang
menuntut banyak latihan.
3. Mengembangkan
Media dan Sumber Pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghasilkan suatu karya yang berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan
suatu yang menarik bagi siswa kelompok cepat. Hasil karya tersebut dapat berupa
model, permainan atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
belajar.
4. Melakukan
Proyek
Memberikan tugas kepada siswa dalam
melakukan suatu proyek atau laporan, melalui kegiatan ini motivasi belajar
siswa akan meningkat. Mereka akan berusaha untuk mempelajari materi pelajaran
berikutnya dengan baik sehingga mereka akan mendapat kesempatan lagi untuk
melakukan proyek
5. Memberikan
Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
Dalam kegiatan pengayaan guru dapat
memberikan tugas kepada siswa yang memecahkan suatu masalah atau permainan yang
berkaitan dengan materi pelajaran. Di samping mereka berusaha untuk memecahkan
masalah atau permainan yang diberikan, melalui kegiatan ini mereka juga akan
belajar satu sama lain dengan membandingkan strategi atau teknik yang mereka
pergunakan dalam memecahkan permasalahan atau permaian yang diberikan.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAYAAN
Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga
faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan melaksanakan kegiatan
pengayaan:
1. Faktor
Siswa
Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan
minat siswa akan lebih mendorong siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya,
kegiatan pengayaan yang tidak sesuai dengan minat siswa akan melemahkan
semangat siswa dalam mempelajari sesuatu.
Faktor yang harus dipertimbangkan guru
dalam menentukan kegiatan pengayaan menurut Arikunto (1986) :
a. Kegiatan
di luar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan di dalam kelas.
b. Kegiatan
yang melakukan aktivitas lebih disukai siswa daripada hanya dilakukan di
belakang meja.
c. Kegiatan
menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa daripada kegiatan yang
sifatnya penjelasan.
d. Kegiatan
yang cept menunjukkan hasil lebih disukai siswa daripada kegiatan yang menuntut
waktu yang cukup lama.
2. Faktor
Manfaat Edukatif
Melalui kegiatan pengayaan ini
diharapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan nilai/sikap yang dimiliki
siswa akan semakin meningkat.
3. Faktor
Waktu
Guru harus mampu menyesuaikan jenis
kegiatan pengayaan dengan kebutuhan siwa dan juga dengan waktu yang tersedia.
Apabila waktu pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah menguasai materi
pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat melihat hasilnya.
Maaf low ada coretan yang masih belepotan....!
baru belajar!!!


Tidak ada komentar:
Posting Komentar